SEPEDA tradisional onthel tenaga manusia suatu saat mungkin bakal ditinggalkan orang dengan hadirnya produk sepeda yang bisa memanjakan pemakainya. Perusahaan Iwatani di Jepang meluncurkan produk sepeda yang energinya berasal dari hidrogen yang disebut Iwatani Hydrogen Bike (IHB). Produk ini diperkirakan bakal memudarkan popularitas sepeda baterai.
SEPEDA tradisional onthel tenaga manusia suatu saat mungkin bakal ditinggalkan orang dengan hadirnya produk sepeda yang bisa memanjakan pemakainya. Perusahaan Iwatani di Jepang meluncurkan produk sepeda yang energinya berasal dari hidrogen yang disebut Iwatani Hydrogen Bike (IHB). Produk ini diperkirakan bakal memudarkan popularitas sepeda baterai.
IHB merupakan sepeda bertenaga hidrogen (hydrogen fuel cell) yang mampu berjalan sejauh 70 km, hanya dengan mengisi bakan bakar sekali. Sepeda modern ini juga dilengkapi mesin cadangan yang menggunakan baterai lithium.
Jadi, ada dua sumber tenaga pada sepeda ini, sehingga pengendara tak perlu pusing jika hidrogen habis di tengah jalan, maka mesin otomatis pindah ke mesin yang menggunakan baterai lithium. Hanya saja, sepeda ini hanya bisa memuat satu orang, karena tempat pengisian hidrogen diletakkan di bagian belakang. (Nur Khasanah)
Metode Baru Tes DNA
TES DNA memang bukan teknologi baru di dunia medis, tapi biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan tes DNA tergolong mahal. Padahal, tes seperti ini sangat penting untuk berbagai kebutuhan. Termasuk untuk mengenali gejala penyakit keturunan yang dibawa oleh sifat genetik tubuh. Beruntunglah kita, karena sudah ditemukan metode tes DNA baru dengan biaya lebih murah yang menggunakan tetesan air liur manusia.
”Teknologi ini menawarkan kecepatan, efisiensi biaya sebagai metode alternatif pengganti tes DNA yang sudah ada sebelumnya,” kata dokter Juan Diaz-Mochon dari Edinburgh University School of Chemistry.
Metode ini bisa membantu mencapai tujuan dari analisis genom lengkap dalam beberapa jam saja dengan biaya kurang dari 1.000 USD (di bawah Rp 10 juta).
Para peneliti mengatakan, tes DNA ini berdasarkan analisis kimia memberikan hasil yang dapat dipercaya tanpa memerlukan enzim mahal yang digunakan dalam tes DNA konvensional. Metode tes ini telah berhasil mendeteksi gen dihubungkan dengan fibrosa. Diharapkan nantinya tes ini akan dapat menguji apakah ia dapat membaca sandi seluruh genom manusia.
”Kami berencana menguji teknologi lebih lanjut. Kami memperluas kolaborasi dengan para peneliti dan perusahaan terkemuka dalam bidang sekuens DNA dan membentuk operasi komersial kami yang pertama dalam enam bulan mendatang,” kata profesor Mark Bradley University.
Metode ini juga ditujukan agar dapat meningkatkan kemampuan diagnosis penyakit keturunan, sehingga nanti pasien bisa mendapatkan perawatan yang lebih tepat untuknya. (Muhammad Tafta Zaini Ardiyanto-37)
Berinternet di Bus Sekolah
INTERNET telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat modern. Di mana pun berada, kita merasa ingin selalu terhubung dengan siapa saja. Di Amerika, teknologi internet telah diperkenalkan pada anak sejak dini. Internet pun dapat diakses dari mana saja, termasuk di dalam bus yang sedang melaju.
Hal itulah yang dialami oleh para pelajar di Empire High School, sebuah SMA di pinggiran Tucson, Arizona, Amerika Serikat. Mereka dapat mengakses internet di bus yang akan mengantarkan mereka ke sekolah.
SMA tersebut telah menjadi ”sekolah digital” sejak 2005 dengan membagikan laptop sebagai pengganti buku pada semua siswanya. Seluruh sudut di kompleks sekolah terjangkau sinyal internet, termasuk di bus sekolah. Bus sekolah dipasang router mobile, sehingga sinyal internet dapat ”terangkut” ketika bus sedang melaju.
Autonet Mobile, perusahaan penyedia router telah menjual router seharga 200 dolar (sekitar Rp 2 juta) dengan biaya kontrak akses internet 60 dolar (sekitar Rp 600.000) per bulan. Beberapa sekolah di Florida, Missouri, dan Washington DC telah membeli router dari perusahaan ini.
Menurut New York Times, setelah eksperimen yang sukses di Empire High School, diharapkan semua sekolah di seluruh Amerika Serikat akan menjadi ”sekolah digital”.
IHB merupakan sepeda bertenaga hidrogen (hydrogen fuel cell) yang mampu berjalan sejauh 70 km, hanya dengan mengisi bakan bakar sekali. Sepeda modern ini juga dilengkapi mesin cadangan yang menggunakan baterai lithium.
Jadi, ada dua sumber tenaga pada sepeda ini, sehingga pengendara tak perlu pusing jika hidrogen habis di tengah jalan, maka mesin otomatis pindah ke mesin yang menggunakan baterai lithium. Hanya saja, sepeda ini hanya bisa memuat satu orang, karena tempat pengisian hidrogen diletakkan di bagian belakang. (Nur Khasanah)
Metode Baru Tes DNA
TES DNA memang bukan teknologi baru di dunia medis, tapi biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan tes DNA tergolong mahal. Padahal, tes seperti ini sangat penting untuk berbagai kebutuhan. Termasuk untuk mengenali gejala penyakit keturunan yang dibawa oleh sifat genetik tubuh. Beruntunglah kita, karena sudah ditemukan metode tes DNA baru dengan biaya lebih murah yang menggunakan tetesan air liur manusia.
”Teknologi ini menawarkan kecepatan, efisiensi biaya sebagai metode alternatif pengganti tes DNA yang sudah ada sebelumnya,” kata dokter Juan Diaz-Mochon dari Edinburgh University School of Chemistry.
Metode ini bisa membantu mencapai tujuan dari analisis genom lengkap dalam beberapa jam saja dengan biaya kurang dari 1.000 USD (di bawah Rp 10 juta).
Para peneliti mengatakan, tes DNA ini berdasarkan analisis kimia memberikan hasil yang dapat dipercaya tanpa memerlukan enzim mahal yang digunakan dalam tes DNA konvensional. Metode tes ini telah berhasil mendeteksi gen dihubungkan dengan fibrosa. Diharapkan nantinya tes ini akan dapat menguji apakah ia dapat membaca sandi seluruh genom manusia.
”Kami berencana menguji teknologi lebih lanjut. Kami memperluas kolaborasi dengan para peneliti dan perusahaan terkemuka dalam bidang sekuens DNA dan membentuk operasi komersial kami yang pertama dalam enam bulan mendatang,” kata profesor Mark Bradley University.
Metode ini juga ditujukan agar dapat meningkatkan kemampuan diagnosis penyakit keturunan, sehingga nanti pasien bisa mendapatkan perawatan yang lebih tepat untuknya. (Muhammad Tafta Zaini Ardiyanto-37)
Berinternet di Bus Sekolah
INTERNET telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat modern. Di mana pun berada, kita merasa ingin selalu terhubung dengan siapa saja. Di Amerika, teknologi internet telah diperkenalkan pada anak sejak dini. Internet pun dapat diakses dari mana saja, termasuk di dalam bus yang sedang melaju.
Hal itulah yang dialami oleh para pelajar di Empire High School, sebuah SMA di pinggiran Tucson, Arizona, Amerika Serikat. Mereka dapat mengakses internet di bus yang akan mengantarkan mereka ke sekolah.
SMA tersebut telah menjadi ”sekolah digital” sejak 2005 dengan membagikan laptop sebagai pengganti buku pada semua siswanya. Seluruh sudut di kompleks sekolah terjangkau sinyal internet, termasuk di bus sekolah. Bus sekolah dipasang router mobile, sehingga sinyal internet dapat ”terangkut” ketika bus sedang melaju.
Autonet Mobile, perusahaan penyedia router telah menjual router seharga 200 dolar (sekitar Rp 2 juta) dengan biaya kontrak akses internet 60 dolar (sekitar Rp 600.000) per bulan. Beberapa sekolah di Florida, Missouri, dan Washington DC telah membeli router dari perusahaan ini.
Menurut New York Times, setelah eksperimen yang sukses di Empire High School, diharapkan semua sekolah di seluruh Amerika Serikat akan menjadi ”sekolah digital”.
0 Response to ""Sepeda Hidrogen""
Posting Komentar